Ambon,wartamaluku.com-Belajar dari berbagai realita yang terjadi di sekolah-sekolah,yakni guru yang ringan tangan menganiaya dalam hal memukul/menampar siswanya,membuat geram Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku. Hal ini ditegaskan oleh Nus Kesaulya kepala bidang pendidikan menengah Disdikbud Maluku,Senin(15/05) di ruang kerjanya.
“Penyebaran video guru tampar siswa di kabupaten MTB,menjadi contoh dan sudah sering diumumkan kepada para kepala sekolah agar tidak melakukan hal yang demikian.Masalah penganiayaan dalam bentuk apapun kepada siswa oleh guru,menjadi perhatian bagi dinas pendidikan.Kami berkewajiban memberitahukan kepada semua guru agar jangan memberlakukan hal tersebut disekolah.Bila terjadi lagi akan ditindak sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku,”tegasnya.
Kesaulya menerangkan,guru bernama Veronika Lalamafu,S.Sos,mengajar mata pelajaran seni budaya pada SMAN I Tanimbar Selatan, menampar lima anak didiknya atas nama :Afia Larbona,Kasparina Batmomolin,Jolanda Mahalari,Hendrika Surukmas dan Yakoba Kelbulan.
Awal permasalahan lanjutnya,ketika guru yang bersangkutan masuk mengajar,sebagian siswa di luar kelas karena tidak membuat tugas.Guru tersebut memanggil sekitar 10 siswa yang tidk mengerjakan tugas belajar masuk kelas,namun hanya lima siswa yang masuk.Lima siswa lainnya dipanggil paksa masuk ke kelas olehnya baru dating menghampiri.Setelah masuk kelas,dirinya menampar kelima siswa yang membangkang.
Tambahnya,pihak sekolah telah mengambil langkah dengan memanggil orangtua siswa untuk adakan pertemuan.Kelima siswa diatas sudah menerima kesalahan yang dibuat,melalui mediasi bersama orangtua dan menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan dan pihak orangtua sepakat untuk tidak menuntut dengan menempuh jalur hukum.
“Kebetulan,Ibu Veronika sang guru yang menjadi viral ini,punya hubungan keluarga dengan dua dari lima siswa yang kena tamparan.Jadi pihak orangtua pun bersyukur anak mereka diberi hukuman karena tak tahu anak mereka sering nakal di sekolah.Sesuai petunjuk Pa Kadis,maka kami membuat kronologis kejadian bersama kepala sekolah untuk dibicarakan nantinya dengan wakil kepala sekolah .Mengingat saat kejadian,kepala sekolah sementara dalam perjalanan ke Ambon untuk mengikuti rakor kepala sekolah se-Maluku,”ucapnya.
”Bahwa memang kejadian itu,saya tidak di sana karena sementara dalam perjalanan ke Ambon ikut rakor kepala sekolah.Tetapi yang saya tahu,guru tersebut baik orangnya.Ketika dipanggil karena tidak membuat tugas yang disuruh,guru masuk untuk mengajar,siswa dipanggil tidak datang dan guru tersebut yang memanggil kemudian menampar.
Kejadian di hari itu sudah memanggil orangtua,sebab dua diantaranya keluarga dekat guru yang bersangkutan,”jelas Drs.A.Dasfamudy,kepala sekolah SMAN I Tanimbar Selatan yang kebetulan berada di kantor Disdikbud Maluku,ketika awak media sedang konfirmasi dengan Nus Kesaulya Dirinya menegaskan,sudah minta pentunjuk dari disdikbud provinsi.Setiba di sana nanti, akan memanggil guru tersebut untuk diberi bimbingan agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi.(WM-UVQ)