Ambon, Wartamaluku.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku bersama dengan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX Kota Ambon melaksanakan pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024, yang berlangsung di Dermaga Lantamal IX Ambon Selasa (6/8/2024).
Pelepasan ini dihadiri langsung oleh Plt. Ass. Perekonomian dan Pembangunan Sekda Maluku Kasrul Selang, S.T., M.T., Komandan Lantamal IX Ambon Brigadir Jenderal TNI (Mar) Said Latuconsina,S.E., M.M., M.T., M.Tr.Opsla, Kepala Grup Perizinan dan Pendukung Pengelolaan Uang Rupiah, Agus Susanto Pratomo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah, serta jajaran Forkopimda Provinsi Maluku lainnya.
Tim ERB tahun 2024 akan melakukan perjalanan ke 5 daerah yang termasuk kategori Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T) Provinsi Maluku yaitu Pulau Seram, Pulau Kur, Pulau Trangan, Pulau Seira, dan Pulau Banda.
Ekspedisi ini dijadwalkan mulai dari tanggal 6-12 Agustus 2024 dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dorang-874.
Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang diberikan tugas dan wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah, yang juga merupakan simbol kedaulatan negara. Dalam pengelolaan uang Rupiah tersebut, Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam memastikan uang Rupiah layak edar agar senantiasa tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah NKRI, dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai.
Dalam upayanya memastikan pengedaran uang yang merata, terdapat beberapa tantangan utama yang dapat mempengaruhi upaya tersebut, yaitu Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T). Masih terdapat banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah. Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples.
Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini dapat diatasi dengan pemberian edukasi. Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia hadir melalui kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat bekerjasama dengan kegiatan operasi rutin TNI Angkatan Laut yang memungkinkan Bank Indonesia untuk (i) mendorong aktifitas ekonomi di wilayah 3T melalui penyediaan uang layak edar (clean money policy) dan (ii) memperluas jangkauan pemenuhan kebutuhan uang layak edar yang berada di dalam kategori daerah blank spot dan selama ini belum dapat dijangkau oleh Bank Indonesia maupun perbankan dalam pengedaran uang Rupiah.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dengan penyaluran bantuan di sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
Pelaksanaan ERB di Provinsi Maluku merupakan ERB yang ke-12 (dua belas) dari yang direncanakan sebanyak 18 kali di 18 provinsi pada tahun 2024 dan menjangkau 90 pulau 3T di seluruh wilayah Indonesia.
Sinergi dan semangat untuk menjaga kedaulatan NKRI akan terus dipertahankan dan ditingkatkan. Selain dengan TNI AL, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memperoleh dan menetapkan pulau-pulau yang akan dikunjungi. Bersama TNI AL, BI akan terus memperkuat dan menambah program kas keliling ini tidak hanya dalam penyediaan dan penukaran uang bagi masyarakat di kepulauan, tetapi juga bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T tentang kedaulatan negara dari sisi pertahanan dan ekonomi melalui program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah. (**).