Ambon,Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Said Assagaff mengingatkan jangan gara-gara pertarungan di ranah politik untuk saling merebut kekuasaan, lalu kita rela menghancurkan persaudaraan dan menimbulkan “pandarahan” di ranah atau domain sosial keagamaan.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Assagaff sesaat setelah melantik tiga pasangan Bupati – Wakil Bupati masing-masing Kabupaten Buru Ramly Umasugi-Amos Besan, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Yasin Payapo – Sustinus Akerina, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Petrus Fatlolon – Agustinus Utuwaly, serta pasangan Walikota – Wakil Walikota Ambon Richard Louhenapessy – Syarif Hadler, di Lapangan Merdeka Ambon, Senin (22/5).
“Katong samua harus benar-benar menjadikan Pilkada yang sudah lewat maupun yang akan datang sebagai instrumen demokrasi untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” tandasnya.
Dia katakan, sangatlah naif jika jargon demokrasi itu vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, maka apa artinya Pilkada itu kita laksanakan dengan cara menghancurkan kemaslahatan dan keadaban masyarakat yang dirawat selama ini.
Untuk itu, dia mengajak agar moment Pilkada secara serempak yang telah lewat serta pelantikan serempak secara nasioal pada hari ini sebagai entry point dan bahan pembelajaran bersama untuk memperbaiki kualitas berdemokrasi kita menuju pelaksanaan Pilkada Serentak Nasional dan Pelantikan Serentak Nasional Gubernur/Bupati/ Walikota pada tahun 2024 nanti.
“Dalam spirit seperti itu, maka momen pelantikan hari ini saya minta dirancang khusus, agar supaya jangan hanya disaksikan oleh para pejabat tinggi, tetapi dapat disaksikan oleh masyarakat luas, terlebih oleh warga masyarakat dari SBB, Buru, MTB dan tentu saja warga Kota Ambon,” ujarnya.
Assagaff berharap moment pelantikan ini, juga bisa menjadi media perjumpaan rekonsiliasi sesama orang basudara yang selama Pilkada mungkin antara satu dengan yang lain tersinggung atau sakit hati karena berbeda pilihan. Dia menyebut, beda pilihan itu biasa, jangan karena beda pilihan lalu kita pecah kongsi antara adik dengan kakak, istri dengan suami, menantu dengan mertua, tetangga dengan tetangga, teman degan sahabat dan sebagainya.
“Saatnya katong samua bakukele dan terima para Bupati/Wakil Bupati serta Walikota/Wakil Walikota yang ada sebagai pemimpin katong samua.
Sekarang ini su seng ada Paparissa di kota Ambon, su seng ada Yakin di SBB, su seng Rama di Buru, dan seng Fatwa MTB, karena mereka yang sebelumnya memakai inisial-inisial tersebut telah dilahirkan oleh Pilkada sebagai pemimpin untuk basudara samua,” tegasnya.
Menutut Assagaff, Kabupaten SBB, Buru, MTB dan Kota Ambon selama beberapa bulan terakhir dipimpin oleh Penjabat Bupati. Konstitusi negara kita mengatur bahwa pengambilan keputusan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, harus berada di tangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Defenitif, sebab hal tersebut berkaitan dengan aspek yuridis material, kebijakan politik tetapi juga legitimasi kepemimpinannya di daerah.
“Kita bersyukur bahwa Pilkada telah menghasilkan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Defenitif. Oleh sebab itu, saya patut memberikan apresiasi dan penghargaan kepada jajaran KPU dan BAWASLU serta PANWASLU pada Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang telah bekerja dengan baik,” katanya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran eksekutif, legislatif dan yudikatif, serta aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat di ke-4 kabupaten/kota, yang tetap konsisten bekerja membangun dan membesarkan daerahnya, dengan kepemimpinan seorang Penjabat Bupati/Walikota. Khusus untuk Seram Bagian Barat, Assagaff tegaskan, hendaknya semua isu dan rumor yang beredar di luar yang tak terkendali segera dihentikan.
“Sekali lagi saya minta dihentikan. Pelantikan hari ini adalah jawaban pasti atas semua rumor tersebut. Ini saatnya basudara samua bakukele dan berkarya bagi kemajuan Bumi Saka Mese Nusa, seperti bunyi petuah suci dari Nunusaku ‘Nunu Pari Hatu, Hatu Pari Nunu’, bersatulah seperti beringin melingkari batu karang, dan batu karang melingkari atau menahan keras pohon beringin,” tutur Assagaff.
Karena itu, Assagaff minta Bupati dan Wakil Bupati untuk segera menyelesaikan sejumlah masalah strategis dan krusial di sana. “Pertama, penuntasan terhadap proses penataan kelembagaan perangkat daerah, beserta pengisian jabatan struktural harus segera. Kedua, masalah tata kelola pemerintahan yang selama ini sangat amburadul. Ketiga, parahnya kedisiplinan pegawai. Keempat, banyaknya kasus korupsi, serta laporan keuangan yang selalu disclaimer,” paparnya.
Assagaff sarankan, agar segera diidentifikasi akar masalahnya, solusi serta langkah-langkah percepatan pembenahan. Lantas konsultasikan ke Gubernur, jika ada hal-hal yang berat, krusial dan lain-lain. Selain itu, lanjut Assagaff, perlu penyiapan SDM yang memadai yang relevan dengan kekayaan SDA SBB yang sangat melimpah ini. (WM)