Ambon, Wartamaluku.com – Anggota DPD RI John Pieris mengelar bahkti sosial dengan membagikan Kacamata baca secara gratis kepada masyarakat kota Ambon, yang di fokuskan di desa latuhalat dan dusun waimahu, kecamatan Nusaniwe. Jumat, 04/05/2018.
Pembagian kacamata gratis tersebut diutamakan kepada orang dewasa dan lanjut Usia (Lansia)
Untuk diketahui, sebelumnya Pieris juga membagikan kacamata gratis kepada masyarakat Leahari.
Pantauan media ini, awal Pembagian kacamata diawali dengan uji coba membaca tulisan kecil dan apabila cocok sesuai dengan kode plus-minus dari masing-masing warga masyarakat selanjutnya langsung mengambil kacamata yang sudah tersedia.
Selain itu, Kepada wartawan di lokasi Pieris menyatakan, kegiatan Bhakti sosial yang digelar merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat.
“Pembagian kacamata adalah sebuah kebutuhan bagi masyarakat, dalam bekerja juga mata harus mendapatkan perhatian, dan kacamata ini hanyalah alat agar mereka dapat membaca secara baik, ” ucap Pieris.
Selain itu, Pembagian kacamata tersebut diberikan kepada masyarakat yang dikategorikan ekonomi yang tidak sepadan, dan berdomisili pada pinggiran laut, dan senang kita bisa berbagi berkat bersama masyarakat.
Pieris memilih berbagi kacamata kepada masyarakat latuhalat dengan alasan masyarakat kecamatan latuhalat mata pencahariannya membakar batu, dan asap tersebut pasti mengganggu mata sehingga masyarakat ini yang harus disentuh. Katanya.
Sementara itu di trmpat yang sama, Ketua Angkatan Muda Cabang Elim-Waimahu, Negeri Latuhalat, Cliff Tuhusula sangat memberikan apresiasi positif terhadap anggota DPD-RI asal Maluku, John Pieris, sebab bagi dia bahkti sosial yang di lakukan Pieris merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat.
“Kami menyambut baik pembagian kacamata ini, meskipun memang ada anggota lain yang ingin bekerjasama juga, tetapi niatnya belum sampai, saat ini hanya pak John Pieris saja yang memberikan bantuan kepada kami,” tandasnya.
Menurutnya, mata adalah alat untuk dapat menentukan arah, apalagi masyarakat latuhalat yang sehari – harinya bekerja di laut bahkan membakar batu tela, sehingga secara otomatis mata mereka sangat terganggu apalagi masih menggunakan alat tradisional.