Anggaran Minim, Banyak Keperluan SMK Tiakur Tidak Didanai

Tiakur, Wartamaluku.com – SMK Negeri Tiakur yang dinilai tidak Transparan dalam melakukan Pengelolaan terhadap Dana Bos baik Bosda maupun Bosnas.

Selain itu juga diduga ada Pungutan lain yang di tagih dari Murid untuk kegiatan Pembersihan Lahan sebesar 50 ribu/murid dan juga uang komite sekolah.

Hal ini dinilai tidak di pertanggung jawabkan dengan benar oleh pihak sekolah.

Ada juga pungutan terhadap pengunaan Internet sekolah yang seharusnya untuk menunjang para murid dan guru dalam menunjang proses belajar mengajar itu tidak trasnparan.

Sejumlah anggaran tersebut sebenarnya sudah cukup untuk menunjang perkembangan Pendidikan SMK Negeri Tiakur namun apa yang diharapkan nantinya dua kali lipat ternyata empat kali nihil.

Sejumlah Kebutuhan Sekolah pun tidak di belanjakan seperti buku paket dan praktek-praktek sekolah tidak dilaksanakan menyebabkan guru dan siswa selalu mengalamai kerugian.

Sementara itu Kepala SMK Negeri Tiakur Marinus Hulkiwar.S.Pd saat di Konfirmasi mengatakan minimnya anggaran pada lembaga tersebut menyebabkan banyak kepentingan sekolah yang tidak di danai sehingga harus dibuatkan kebijakan.

“Bayangkan saja kalau dana bos terlambat dicairkan maka biasanya dibuka nota belanja pada pengusaha”. Ucapnya.

Sedangkan, pungutan uang dari siswa sebesar 50 ribu persiswa, menurut Hulkiawar uang tersebut digunakan untuk pembersihan lahan dengan menyewa eksafator untuk melakukan Pembersihan lahan Pertanian sebagai tempat Praktek. Namun, hingga saat ini lahan tersebut belum digarap karena akar pohon besar belum busuk.

Selain itu, lokasi harus dipagari lebih dahulu mengingat di Tiakur banyak ternak Kerbau, Kuda dan Kambing yang di biarkan berkeliaran.

Sehingga lokasi harus dipagar, “jadi saya sudah pesan Tiang Pagar, jika semuanya sudah rampung lokasi tersebut akan dipagari dengan Kawat duri baru digarap”. Ucapnya.

Sementara, Pengelolaan Dana Bosda dan Bosnas yang menjadi keluhan para guru Hulkiawar mengatakan Penggunaan Dana Bos Pada Lembaga ini sudah sesuai dengan juknisnya ada sejumlah item yang harus belanjakan.

Namun karena, minimnya anggaran sehingga banyak yang tidak didanai apa lagi jumlah Guru Honor membebani Dana Bos sehingga honor guru lainya.

Menurutnya, belanja lain tidak didanai karena memang dananya terbatas SMK ini jumlah muridnya terbatas tidak seperti Sekolah lain dengan jumlah murid yang banyak. Sehingga anggarannya juga besar bisa sampai lima ratus juta. “Sedangkan SMK jumlah muridnya sedikit saja jadi memang harus di pahami oleh Dewan Guru lainya”. Tandasnya. (WM/gys)

Pos terkait