Tiakur, Wartamaluku.com – Sebagai anak kampung di Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya yang telah sukses di Jakarta, Nikolas Kilikily tersentuh hatinya, manakala melihat daerahnya masih menduduki peringkat I termiskin dari 11 kabupaten/kota di Maluku.
Sungguh tragis, padahal dengan potensi alam yang menjanjikan semestinya Maluku Barat Daya sudah bisa mensejahterakan rakyatnya. Namun apa mau dikata, status miskin masih disandang daerah penghasil minuman tradisional Sopi dan tenun ikat yang telah mendunia, potensi wisata bagaikan surga tersembunyi di daerah timur dan sejumlah potensi alam lainnya yang merupakan anugerah terindah dari sang pencipta sehingga Maluku Barat Daya perlu sosok pemimpin untuk mengelola potensi alam secara komersil dan profesional demi kemakmuran rakyat.
Karena itu, Maluku Barat Daya saatnya memerlukan sosok Nikolas Kilikily yang berpasangan dengan Desianus Orno (Niko-Odie) atau pasangan Kalwedo dengan nomor urut 1 yang berkompetisi dalam pesta rakyat Maluku Barat Daya yang akan digelar 9 Desember mendatang.
“Ini mimpi besar saya yang terus saya sampaikan, bahwa Maluku Barat Daya harus dijadikan kota religius, berbudaya, mandiri dan maju. Masyarakat Maluku Barat Daya harus takut Tuhan agar hidupnya diberkati. Berbudaya, dengan tetap melestarikan sopi sehingga dengan kata Kalwedo masalah selesai. Karena itu, saya akan legalkan sopi untuk melestarikan budaya tetapi untuk peningkatan ekonomi masyarakat” kata Kilikily kepada media ini.
Sopi adalah minuman lokal yang masih dikelola secara tradisional oleh warga setempat dengan harapan dari pundi-pundi rupiah bisa menghasilkan anak Maluku Barat Daya yang bisa menikmati pendidikan tertinggi dengan menyandang gelar dibelakang namanya. Perjuangan tipar koli sungguh memilukan sebab helaan napas dari tiap tetes dari torehan tubuh koli menetes butiran bening yang dikelola bertahap hingga menjadi minum khas yang disebut sopi. Tepat jika disebut ditiap keringat tipar koli ada harapan besar bagi masa depan keluarganya.
Namun, ironisnya, jika harapan rakyatnya dihancurkan dengan ulah pemimpin daerah yang tegah menumpa sopi ketanah dihadapan masyarakat. Ini tindakan kepala daerah yang melukai hati rakyatnya dan menciderai budaya kita, orang Maluku Barat Daya.
“Ini menciderai budaya kita orang Maluku Barat Daya. Tindakan ini yang akan saya lawan dan saya kecam” tegas Kilikily.
Karena itu, visi –misi pasangan Niko-Odie jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Maluku Barat Daya periode 2020-2025 maka produk sopi akan kita comersilkan menjadi minuman berkelas yang berlabel dan diekspor. Dengan begitu, kita tidak melihat lagi, banyak air mata dari para tipar pohon koli yang menangis saat pemimpinnya menumpa jerih lelahnya. Tuturnya. (WM/tim).