Dobo, Wartamaluku.com – Wakil Gubernur Maluku Dr Zeth Sahuburua, MH secara resmi membuka Kongres Kebudayaan Provinsi Maluku ke III Tahun 2018, dan THE 6Thn Internasional Maluku Research Converence. Dengan mengusung Tema” Meningkatkan Solidaritas Kemalukuan dalam Perspektir Jar Dabagul”, yang berlangsung di gedung Aula Kesenian Selasa 6/11/2018.
Perhelatan Kongres Kebudayaan Maluku ke III ini akan diselenggarakan selama tiga hari 6-8 dan Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebagai tuan rumah penyelenggara ivent dua tahunan tersebut.
Kongres Kebudayaan Maluku ke III, ini melibatkan nara sumber
Prof. Dr. A.Watloly S. PAK. M.Hum dan Prof. Hans erick Hagedral.
Hadir dalam acara tersebut,
Ketua LDK Provinsi Maluku Prof Tony Pariela, Bupati dr Johan Gonga, Wakil Bupati Aru Muin Sogalrey, SE,
Sekda Kepulauan Aru Moh. Jumpa M.Si, Danlanal Aru Letkol Laut (P) Sahatro Silaban. M. Tr. Hanla, Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa SH, Kepala Kejari
Pabung Kodim 1503 Tual Mayor La Musa, Para Pimpinan OPD, Tokoh Adat, Tokoh agama, dan Tokoh Masyarakat dan tokoh pemuda, serta peserta KKM dari 10 Kabupaten. Adapun tamu yang dari luar negeri untuk mengikuti Kegiatan Kongres Kebudayaan Maluku III dan THE 6Thn Internasional Maluku Research Converence diantaranya dari Negara Dari Belanda Dr. Verry Patty dan Jeanny Manusiwa, dari Swedia Dr.Emelie Wellfelt, dari Negara Kanada Dr. Andrew Ross Gordon, Australia Dr. Brigit Braeuchler, dan dari Negara Belanda Drs. Wim Manuhutu, Prof. Dr. Fridus Steulen, Dr. Antoinette Schapper.
Bupati Kepulauan Aru dr Johan Gonga dalam sambutannya mengucapkan Selamat datang kepada Wakil Gubernur Maluku dan rombongan, serta peserta kongres yang telah berkunjung di Kepulauan Aru, guna mengikuti kegiatan KKM ke III. “Semoga bapa dan ibu, dapat merasa nyaman selama berada di Kabupaten ini, sehingga apa yang di bahas dalam kongres, dapat membawa hasil yang baik demi kemajuan Provinsi maluku dan Kepulauan Aru kedepan”.
Sementara itu Ketua LKD Provinsi Maluku Prof Tony Pariela,MH menjelaskan Kongres Kebudayaan Maluku tentunya membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah provinsi dan juga Kabupaten.
Lanjutnya, Kongres Kebudayaan Maluku merupakan arena konsolidasi dari kebudayaan maluku yang tidak hanya fungsional merawat dan menumbuhkembangkan kebudayaan di maluku tetapi juga menjadi forum untuk menegaskan kebudayaan maluku sebagai instrumen inti dari sebuah pembangunan daerah. “Harapnya agar penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Maluku ke III dapat berjalan dengan baik, dan dapat melahirkan keputusan-keputusan dalam pengembangan kebudayaan di Maluku khususnya di Kabupaten Kepuluan Aru.
Wakil Gubernur Maluku Dr Zeth Sahuburua, MH juga dalam sambutannya menyebutkan
Kongres Kebudayaan Maluku (KKM) ini merupakan salah satu agenda penting yang dilaksanakan setiap 2 (Dua) tahun. KKM difasilitasi oleh Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terpilih–hasil keputusan bersama diantara para Peserta Kongres sebelumnya.
Menimbang pentingnya substansi
KKM bagi pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan Maluku termasuk di dalamnya identitas keMaluku-an yang selama ini telah menjadi obsesi kita bersama, dan identitas Jar Dabagul, sebagai substansi penting dari tema KKM ketiga kali ini, maka Pemerintah Provinsi Maluku menyampakan terima kasih dan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan KKM yang terselenggara di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.
Dikatakan Wagub, Dalam semangat inilaha kami memandang perlu mengajak para pemikir, kaum intelektual dan stakeholder Iainnyap agar kita bersamasama dengan LKDM mengorkestra pengembangan kebudayaan Maluku sebagai The Guiding Star.
Oleh karena itu, Menurut Wagub Pemerintah Daerah di setiap tingkatan mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk memfasilitasi berbagai dukungan terutama melalui lembaga Kebudayaan Daerah Maluku agar LKDM dapat melaksanakan mandat yang diembannyai dengan
baik tak terkecuali untuk merawat dan mengembangkan kebudayaan Maluku agar tetap dinamis di tengah pusaran waktu. Semoga kegiatan kongres Kebudayaan Maluku ke III ini dapat memberikan warna tersendiri dalam peningkatan, pelestarian dan pembngunan Maluku kedepan. Ungkapnya.
(HK/WM)