Rahantan : Merajut Wisata Adat Menjawab Persaingan Wisata Kota Tual

Tual,Wartamaluku.com – Salah satu pemuda kota tual yang berasal Tayando Ohoiel Sahabu Rahantan, SE menjelaskan Luas Wilayah Kota Tual 19.088,29 Km² terdiri dari luas daratan 352,66 Km² (1,33 %) dan luas lautan 18.736 Km² (98,67%). Kota Tual Kepulauan (city of small islands) merupakan gugusan pulau -pulau kecil yang terdiri dari 66 pulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi pulau-pulau kecil dan pesisir yang indah permai karena dikelilingi pasir putih. Hal ini disampaikan Budi saat ditemui di kediamannya Sabtu, 21/07/18.

Menurut Rahantan, Pengembangan wisata bukan saja dimulai dari hasil alam di laut tapi juga potensi wisata yang ada di daratan. Letak yang strategis untuk pencapaian wisata yang unggul sehingga bisa membantu anggaran pendapatan daerah (APBD) kota tual dengan kondisi soasial yang masih klasik menjadi sorotan utama sehingga pengembangan wisata sudah sempatasnya bisa dimulai dari daerah kota tual. “ jelasnya.

Sadar dan tidak sadar kota tual begitu mirip dengan beberapa kota di Indonesia salah satunya dari konstruk budaya dan kearifan lokal yakni, kota Jogja dan Bali dimana banyak tuguh tuguh yang berada di sana dan juga kehidupan sosial msyarakat dengan cerita adat istiadat yang begitu kental membuat hal ini menjadi alasan utama untuk menciptakan kawasan wisata adat yang tidak kala bersaing dari jogja dan juga bali.”tuturnya.

Kota Tual dengan daerah klasik dan berbagai cerita adat dan istiadat bisa menjadi salah satu prodak unggul dalam menciptakan wisata baru di kota tual sehingga dalam pencapaian target pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi di kota tual bisa terwujud.

“perlu diketahui bahwa tahun 2017 pada bulan september kota tual mengalami inflasi sebesar 1,59 persen dan menjadi salah satu penyumbang inflasi tertinggi dari beberapa kota di Indonesia sehinggah pemerintah kota tual sudah seharusnya melihat hal ini sebagai problem utama yang harus diatasi dan Salah satu strategi yang harus dibuat oleh pemerintah kota tual adalah mempercepat pertumbahan wisata adat di kota tual sehingga peredaran uang semakin meningkat dan menguranggi inflasi. “pintanya.

Lanjut dikatakan, dari wisata adat inilah awal dimana perekonomian kota tual bisa membaik karena dengan terbentuknya wisata adat semakin membuka peluang bagi UKM di kota tual bisa bersaing dalam pasar dan juga bisa mengurangi pengangguran dimana lapangan pekerjaan bisa diciptakan melalui wisata adat.

Salah satu lapangan pekerjaan yang bisa dibuat adalah, membuka usaha kerajinan tangan yang menceritakan tentang budaya kei atau kota tual, memanfaatkan potensi nelayan dan petani tradisional untuk membuka tempat makan yang mecirihkaskan makanan khas kota tual dan Memanfaatkan seniman-seniman yang berada di kota tual dalam hal pengembangan wisata.

“Saya yakin sungguh jika pemerintah bisa melihat hal ini sudah pasti salah satu cita bangsa ini dalam mensejahtarakan rakyat bisa tercapai. “tutupnya. (WM/Stef)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *