Ambon,Wartamaluku.com -Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengingatkan soal pengendalian hawa nafsu dalam diri manusia.
“Pada dasarnya nafsu merupakan fitrah manusia, karena dengan potensi akal dan nafsulah manusia bisa membangun peradabannya. Tetapi dengan nafsu dan akal pula, manusia bisa menjadi mahkluk yang buas dan hina,” ungkap Sahuburua dalam sambutannya pada Acara Buka Puasa Bersama dengan keluarga Besar Lantamal IX Ambon, Rabu (6/6).
Menurutnya, ketidakmampuan mengendalikan nafsu amarah, dapat merusak semua potensi positif yang di miliki oleh setiap manusia dan menjadi sumber segala kerusakan, sebagaimana pelbagai problematika yang sedang dihadapi dewasa ini.
Dirinya mencontohkan, masih sering terjadi perkelahian antar negeri atau kelompok, sodara deng sodara seng baku bicara karena berebut harta warisan, atau perebutan tanah dati, masalah korupsi, narkoba, makin berkembangnya perilaku hedonisme, free seks, pragmatisme, rusaknya lingkungan hidup, hingga berkembangnya budaya hate speech, hoaks, dan persekusi media sosial, yang nyaris menimbulkan disintegrasi sosial bangsa ini.
Bahkan lanjutnya, cara sesama anak bangsa saling hujat dan memfitnah melalui sosial media serta cara kita menggunakan media sosial untuk mengumbar hawa nafsu kita dewasa ini, nyaris membuat bangsa ini kehilangan keadaban privat dan keadaban publiknya.
“Katong kehilangan rasa malu hati, kehilangan rasa hormat kepada sesama, serta kehilangan rasa cinta terhadap sesama. Semua itu, tak lain karena keterjebakan terhadap nafsu amarah,” tuturnya.
Oleh sebab itu, melalui momentum acara buka puasa bersama ini, dirinya mengajak seluruh basudara Muslim di daerah ini, khususnya keluarga besar Lantamal IX Ambon untuk menjalankan Ibadan puasa dengan sebaik-baiknya, serta memaknai hikmah puasa dalam rangka pembentukan karakter diri dan keadaban bangsa ini.
Karena menurutnya, Ibadah puasa merupakan moment yang sangat tepat untuk melakukan introspeksi dan retrofeksi diri, serta berefleksi atau ber-muhasabah agar terjadi perubahan pola pikir dan karakter yang baru, yang lebih positif untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
“Maka sejatinya puasa yang kita laksanakan bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban, tetapi seharusnya puasa bermakna untuk pembentukan pribadi yang memiliki kualitas hidup yang terbaik,”imbaunya.
Dikatakan, dalam spirit ini, dirinya mengimbau, umat beragama di Provinsi Maluku untuk meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama.
“Mari kita belajar untuk saling memahami, saling mempercayai, saling menghormati, saling mencintai saling membanggakan, saling berbagi dan saling menopang, sebagaimana upaya kita bersama untuk mengembangkan Maluku sebagai Laboratorium kerukunan umat beragama terbaik di Indonesia,” harap Sahuburua.
Mengakhiri sambutannya, dirinya menyampaikan Ibadan Puasa yang telah memasuki hari ke-21, atau fase ketiga, yaitu fase pembebasan dari api neraka.
“Semoga dengan ibadah puasa yang sedang dijalani basudara Muslim ini, mulai dari Fase Rahamat, Fase Pengampunan hingga Fase Terakhir atau Fase Pembebasan dari api neraka, basudara senantiasa mendapat curahan rahmat yang berlimpah dari Allah SWT serta menjadi insan yang bartakwa, pribadi yang melimpah dengan kearifan dan kebijaksanaan serta menjadi sumber rahmat untuk sesama,” tandasnya