Ambon, Wartamaluku.com – Daerah yang mau maju wajib memprioritaskan pendidikan yang berkualitas bagi anak muda sebagai generasi penerus. Sebab, hal ini merupakan syarat untuk memutus mata rantai kemiskinan. Kalau ada keberpihakan yang nyata, tidak sulit untuk membebaskan anak didik dari beban biaya pendidikan.
Demikian Pimpinan Archipelago Solidarity Foundation, yang juga Tokoh Maluku, Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina ketika membuka seminar sehari Pemuda Pelajar Mahasiswa Lounusa Puan Amalatu (Pelasiwa Lounusa Puan Amalatu) di SMA Negeri 3 Ambon, Sabtu (28/4).
“Bidang pembangunan sangat kompleks, kalau disuruh memilih, maka yang paling prioritas itu, pendidikan, kesehatan dan ekonomi rakyat. Kalau disuruh memilih satum saya akan pilih pendidikan,” tegas alumni Universitas Bremen Jerman ini.
Engelina mengatakan, dalam beberapa dekade belakangan ini, sangat terasa peranan orang Maluku di pentas regional maupun nasional terus merosot. Puncak dari kemerosotan orang Maluku mencapai titik tertingginya ketika Maluku dijebak dalam konflik di masa lalu.
Menurutnya, Maluku memiliki sejarah sumber guru berkualitas, sehingga guru dari Maluku dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, ketika daerah lain mengalami kekurangan guru. “Situasinya kini beda. Itu masa lalu. Tetapi, tidak mungkin ada pendidikan berkualitas tanpa guru yang berkualitas,” ujar dalam seminar yang diinisiasi mahasiswa dan pelajar Buano ini.
Mantan anggota DPR RI ini menjelaskan, orang Maluku bukan saja dikenal memiliki potensi kecerdasan dan kualitas fisik yang bagus. Tetapi, semua potensi itu seolah tidak tampak, karena abai mengutamakan pendidikan.
Pada kesempatan itu, Engelina mengapresiasi inisiatif pemuda dari Buano yang sejak dini menyadari pentingnya peran pendidikan dalam menghasilkan SDM berkualitas. Engelina juga menambahkan, agar mahasiswa dan pemuda Buano mempersiapkan diri, karena keberadaan Blok Masela di Maluku akan memberikan berbagai kesempatan positif dalam berbagai bidang.
“Blok Masela itu ada di Maluku. Milik Maluku. Anak muda Maluku harus bersiap diri untuk menjadi pemain, bukan penonton. Jangan sampai orang lain memanfaatkan peluang, karena kita tidak menyiapkan diri,” ujarnya.
Mengenai Buano, Engelina mangatakan, Buano memiliki keunikan tersendiri karena memiliki ketrampilan membuat kapal yang diperoleh secara turun-temurun. Keahlian seperti itu, katanya, merupakan karunia dan bisa dikembangkan orang Buano di masa depan.
“Buano juga memiliki potensi wisata, karena Buano juga tercatat sebagai pulau yang pernah disinggahi ilmuwan Valentijn pada masa lalu. Ini peluang untuk mempromosikan pariwisata Buano,” jelasnya.
Ketua Umum Pemuda Pelajar Mahasiswa Lounusa Puan Amalatu, Wan Tamalene, mengatakan, kegiatan seminar itu diselenggarakan dalam rangka hari pendidikan yang jatuh pada 2 Mei 2018. Dia mengatakan, meskipun berada di daerah, tetapi pemuda dan mahasiswa Buano bisa melakukan kegiatan dan bahkan mendahului organisasi kepemudaan yang ada di Maluku.
Tamalene yang juga mahasiswa Universitas Pattimura Ambon ini, mengatakan, sebagai anak muda, pihaknya menyadari akan arti penting pendidikan. “Pendidikan itu penting, tapi juga yang tidak kalah penting integritas dan karakter. Untuk itu, dia secara khusus mengapresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan dukung kepada anak muda Buano.