Ambon, Wartamaluku.com – Gubernur Maluku Said Assagaff berharap dengan adanya program beasiswa study dari pemerintah Australia maka Gubernur juga berkeinginan jalur penerbangan Ambon – Darwin di buka kembali.
Gubernur juga menyambut baik program beasiswa studi dari pemerintah Australia kepada masyarakat di Maluku, melalui Tim Australia Award Indonesia. Keterangan tersebut disampaikan melalui Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Bobby Kin Palapia, Senin (30/10).
“Program beasiswa ini sejalan dengan keinginan Gubernur, yang berharap dibukanya kembali jalur penerbangan Ambon – Darwin, mempermudah akses studi dari warga Maluku ke Australia,” ujar Palapia.
Dia menyebutkan, tawaran pemerintah Australia terkait beasiswa itu tersebut disampaikan pada sosialisasi dari Tim Australia Award Indonesia, terkait program beasiswa, di Lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, diselenggarakan Badan Perencanaan dan pembangunan Daerah (Bapeda) Maluku, Senin (30/10).
“Program ini tidak ada batasan usia , siapapun bisa mengikuti dan bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi. Setiap tahun pemerintah Australia menyediakan 300 beasiswa,” ujar Palapia.
Dia katakan, Maluku sebagai Geografic Focus Area, membuat daerah ini menjadi bagian dari prioritas belajar di Australia. Dari informasi yang disampaikan, menurut Palapia, beasiswa yang dibiayai oleh Australia dengan Indonesia kususnya untuk studi ke Australia ini ada dua yaitu, jangka pendek dan jangka Panjang Dia menambahkan, seleksinya sangat kompetitif, dan dalam presentasinya mendorong kelompok perempuan dan kaum disabilitas supaya disampaikan bagi yang berminat.
“Bidang studi bisa dipilih, terutama untuk mendukung pembangunan di Maluku. Secara garis besar studinya di bidang perdagangan, pertanian, perindustrian, air dan sanitasi, layanan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan pendidikan, dan layanan disabilitas,” paparnya.
Menyinggung tentang manfaat beasiswa, seperti disampaikan Tim Australia Award Indonesia, Palapia menyebutkan, ada pelatihan bahasa Inggris, biaya perjananan domestik dari lokasi ditanggung, biaya penempatan juga ditanggung, ada program pengenalan akademik, biaya hidup selama di Australia ditanggung, termasuk biaya penididikan dan lainnya.
“Sementara dari aspek non finansial, akan ada pendampingan dalam memilih universitas, pendampingan dari pihak unifersitas, dukungan kepada keluarga yang dibawa ke Australia, serta kesempatan membangun jaring di Australia,” ujar Palapia.
Palapia katakan, tadi ada peserta yang menanyakan soal proses pelaksanakan perkuliahan, apakah ada batas waktu beasiswa, yang dijawab tim, bahwa batas waktu maksimal 2 sampai 4 tahun tergantung pilihan bidang studinya. Sedangkan sistem seleksinya, lanjut Palapia, antara lain IPK disyaratkan harus 29.
Lalu nantinya akan diseleksi sebanyak 600 peserta untuk selanjutnya diwawancara, serta akan dilihat komponen utama dari akademi penguasaan bidang dan background terkait dengan tujuan pelamar.
“Pihak penyelenggara juga sudah mengantisipasi kendala dalam berbahasa Inggris, berupa pelatihan berbahasa Inggris kepada Aparat Sipil Negara (ASN) yang berminat sebelum tes dilakukan,” tutur Palapia.
Tim Australia Award Indonesia menginformasikan, pendaftaran akan dibuka tanggal 1 Ferbuari 2018. Sedangkan penutupan pada tanggal 30 April 2018. Pendaftaran secara online bulan Juli akan dilakukan wawancara bagi yang terpilih, hasil akhir bulan Agustus 2018.
Sedangkan syarat-syarat IPK, menurut Palapua, harus 29 dijenjang pendidikan akhir. Kemudian memiliki kualitas yang cukup dan kemampuan berbahasa Inggris. .
“Selain Tim Australia Award Indonesia, sosialisasi beasiswa ini, turut dihadiri Asisten II Provinsi Maluku Ny. Maritje Lopulalan, Perwakilan SKPD Provinsi Maluku, Perwakilan dari Kedutaan Australia dan pendamping, serta 40 tamu undangan,” ujar Palapia. (WM)