Pelanggan Mengeluh, PLN Wonreli Diduga Lakukan Pungli

Pelanggan Mengeluh, PLN Wonreli Diduga Lakukan Pungli

Kisar, Wartamaluku.com – Masyarakat P. Kisar saat ini kembali diresahkan dengan ulah Perusahan Listrik Negara (PLN) Wonreli yang tidak terpuji. Pasalnya, hampir seluruh pelanggan PLN di daerah ini mengeluh akibat naiknya tarif listrik secara membabi buta. Kepada media ini, beberapa warga Wonreli mengaku sudah tidak sanggup membayar tagihan listrik. Bobi Bakker seorang warga desa Abusur Kecamatan Pp. Terselatan mengaku setiap bulan dia hanya membayar Rp. 100.000 s/d Rp.150.000 per bulan dan itu masih berlangsung sampai pada bulan Agustus lalu. Namun ketika hendak membayar tagihan bulan Agustus-September, sudah mencapai 1,2 juta.

Sementara itu, Tonry salah satu pelanggan lainnya mengaku, setiap bulan dia rutin membayar tagihan listrik dengan daya 900 VA hanya sebesar 50 hingga 70 ribu rupiah dan tidak pernah mencapai angka Rp.100.000 namun ketika hendak membayar, dirinya kaget melihat daftar tagihan yang telah mencapai Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) ungkap Tonry. Selain Boby Bakker dan Tonry, kejadian serupa juga dialami oleh Iron Lerrick, Budy Augustyn, Elisabet Ahab, Odik Jacob, Nancy Katipana, Ece Pattipeilohy dan masih banyak korban lainnya yang ditagih jutaan rupiah. kondisi ini mambuat hampir seluruh pelanggan PLN di P. Kisar ini enggan membayar tagihan tersebut.

Menurut mereka, tagihan ini sama sekali tidak normal dan proses pendataan, pencataan hingga penginputan data pemakaian tidak sesuai dan sengaja dinaikan sehingga berimbas pada kenaikan tersebut sehingga mereka bersihkukuh tidak mau membayar. Sementara itu, Plh. Kepala PLN Wonreli Karel Hittipeuw yang dikonfirmasi media ini mengaku dirinya hanya menjalankan tugas dari atasannya di Tual. Dia mengaku kalau Kepala PLN sebelumnya tidak melunasi beban setoran ke atas sehingga dia ditugaskan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Jadi bt ini hanya ditugaskan untuk menyelesaikan masalah ini. Beta sangat paham dengan kondisi bapak ibu para pelangan saat ini tapi daya yang ada kan sudah dipakai oleh bapak ibu jadi mau tidak mau harus dilunasi apalagi sudah ada dalam sistim” dan tidak mungkin beta (saya red) yang tanggungjawab semua ini, ungkap Hitipeuw.

Dihadapan media ini Hitipeuw dan beberapa konsumen sempat beradu mulut. setelah mendengar penjelasan kepala PLN soal tunggakan maka beberapa pelangan langsung naik pitam.

Menurut mereka, kenaikan tarif yang tidak normal saat ini akubat dari ulah PLN yang menunggak setoran ke atasannya tetapi jangan lalu kemudian itu dibebankan kepada rakyat kecil, ini sudah pungutan liar (pungli) masakan PLN yang berhutang, kami yang dirugikan. Kalau mau, potong gaji seluruh karyawan PLN atau mantan bos lamanya ungkap Bobby Bakker dan Odik Jacob.

Mereka mengancam tidak akan membayar tagihan tersebut sampai ada penjelasan detail dari otoritas PLN di level atas sebab kepala PLN Wonreli juga tidak mau bertanggungjawab. Beberapa dari mereka (pelanggan) sempat menawarkan solusi kepada Plh.Kepala PLN agar tunggakan ini menjadi tanggungjawab kedua belah pihak dalam hal ini pihak pelanggan dan PLN dengan jalan pembagian beban secara merata (fiveten-fiveten/ 50-50) Mengingat persoalan ini merupakan kelalaian dan kesalahan PLN.

Namun kepala PLN menolak dan tidak menyetujui hal tersebut. Menurutnya, berdasarkan arahan pimpinannya di tingkat atas, maka solusinya hanya satu yakni, bisa diturunkan sesuai dengan kemampuan membayar dari pelanggan namun harus disertai dengan surat pernyataan (LS) bermeterai untuk sisanya dapat dibayarkan kemudian sesuai kemampuan tapi bukan menghilangkan/menghapus setengah dari beban tertunggak tersebut. “Jadi yang pasti katong bisa kasih turun sedikit. Misalkan ada yang punya 3 juta, bisa dibayar DP 1 juta dulu, nanti sisanya yang 2 jutanya itu katong buat perjanjian kapan bapa bisa lunasi”, terang Hitipeuw.

Dan ini harus dibayar semuanya. Mendengar penjelasan Hittipeuw, Mereka terpaksa menghimbau kepada pimpinan PLN agar tidak melakuan operasi pemutusan sebab kalau dipaksakan maka dipastikan akan terjadi caos di lapangan. Masalah tersebut kini telah dilaporakan kepada pihak Kepolisian setempat untuk ditangani.

Mereka mendesak untuk segera menormalkan kembali tarif listrik seperti semula karena sudah tidak mampu membayar hingga jutaan rupiah per bulannya. Mereka juga meminta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) agar dapat membantu meluhat persoalan ini.

Sementara itu beberapa konsumen lainnya yang menjadi korban dugaan pungli PLN mengaku telah melunasi tagihan bernilai jutaan rupiah tersebut karena di ancam akan diputus paksa. “Katong seng bisa bikin apa-apa (pasrah) jadi katong su bayar sampe 2 juta lebih untuk 2 bulan padahal sebelumnya katong hanya bayar 63.000/bulan” ungkap salah satu dari mereka yang juga mengancam akan membeberkan permainan pegawai PLN yang selama ini menjual BBM subsidi milik PLN (jenis solar) kepada masyarakat.

Selain itu, Dia juga menceritakan kalau dirinya sudah menyetor harga pemasangan meteran pulsa kepada PLN namun hingga kini meteran tersebut tidak kunjung dipasang Padahal pegawai PLN tersebut sudah pindah dari Wonreli.

Mereka mengaku kejadian ini sudah terjadi berulang kali namun tidak ada langkah bijak dari otoritas PLN yang ada hanya langkah penyelamatan kepada kepala PLN yang kerjanya tidak becus dengan jalan dipindahtuhaskan ke tempat lain sehingga yang baru datang hanya bisa menjawab saya hanya menjalankan tugas.

Soal beban dan tunggakan itu bukan saya tapi pemimpin sebelumnya. Namun tetap dibebankan kepada masyarakat selaku pelanggan. Ungkap Budy Augustyn. (WMJ)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *