Bupati MBD: Kilang Masela Harus Dibangun di Darat

Bupati MBD: Kilang Masela Harus Dibangun di Darat

JAKARTA, wartamaluku.com– Penolakan terhadap pembangunan kilang gas Blok Masela di laut tidak saja disuarakan tokoh masyarakat, tapi juga oleh Pemerintahan Daerah. Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Barnabas Natanael Orno, pun dengan tegas mendukung pembangunan kilang Blok Masela di darat. Menurut dia, potensi gas alam abadi di Blok Masela yang berada di wilayah MBD bisa berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku, khususnya di wilayah sekitar Blok Masela. “Karena tidak ada jalan lain, selain harus dibangun di darat, bukan terapung di laut,” kata Barnabas kepada wartawan, Rabu (27/1). Kemarin, Bupati Barnabas bersama Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) dan investor Blok Masela, Inpex, diundang mendengarkan paparan program Pangdam XVI/Pattimura yang sangat bagus yakni program emas biru dan hijau (biru=kekayaan laut, baik ikan maupun migas) dan emas hijau (perkebunan dan kehutanan) “Dalam forum itu saya juga menegaskan bahwa kilang gas Blok Masela harus dibangun di darat.” ungkap Barnabas. Menurut dia lagi, dalam berbagai kesempatan, para tokoh dan intelektual Maluku sudah mengingatkan agar kilang gas Blok Masela harus dibangun di darat . Pembangunan kilang di darat, tepatnya di kawasan Pulau Babar, akan membawa perubahan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sekitar dan akan membebaskan Maluku dari kemiskinan, di mana MBD berada di urutan keempat nasional. Selain itu, lanjut dia, pembangunan kilang di darat akan bermanfaat bagi eksplorasi blok gas lainnya, seperti Blok Babar Selaro, Blok Moa Utara serta potensi emas di Pulau Roang dan tembaga di Pulau Wetar. Bupati Barnabas Orno mengaku telah mendengar sejumlah pejabat pemerintah pusat yang sangat setuju pembangunan kilang di darat. Namun dia mempertanyakan Menteri ESDM, Sudirman Said, yang ngotot ingin membangun kilang terapung di laut. “Saya dengar Pak Rizal Ramli setuju di darat, Pak Luhut Panjaitan juga setuju di darat, semoga Presiden Jokowi juga setuju pembangunan kilang di darat, katanya. Sementara itu, intelektual Maluku, Prof. MKJ. Norimara, mengatakan, pihaknya menginginkan pembangunan kilang di darat. Hal itu memungkinkan terjadinya multiplayers effect. Sedangkan, kalau di laut, bukan saja menghilangkan multiplayers effect, tetapi juga sangat menyulitkan bagi semua pihak untuk melakukan kontrol. Dia khawatir, masyarakat akan sangat kecewa jika dibangun di laut. Sebab, ini kesempatan baik untuk keluar dari ketertinggalan. “Kalau yang terbaik tentu di darat. Kalau di laut, tidak akan membawa dampak bagi masyarakat sekitar. Mereka harus tahu daerah sekitar ini sangat tertinggal. Jadi, kalau ada keinginan dibangun di darat, sebenarnya hal itu soal hak hidup,” katanya. [bisnis syariah/ald]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *