Ambon,Wartamaluku.com – Warga Buano Kecamatan Waisela Huamual Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menuntut, Karateker Kepala Desa (Kades) Buano Margaretha Latulete mempertanggungjawabkan Dana Desa tahun 2015, yang dikucurkan Pemerintah Pusat sebesar Rp800 Juta lebih.
Tuntutan warga Buano, karena ada dugaan terjadi penyalahgunaan dana desa yang dilakukan oleh Karateker Desa bersama oknum-oknum tertentu.
Buktinya, ketika dana desa tersebut dicairkan kepada Margaretha Latulete selaku karateker kades Buano, Badan Pemerintahan Desa (BPD) Buano sama sekali tidak mengetahuinya, padahal pencairan dana desa bisa dilakukan ketika ada tanda tangan (paraf) dari BPD Desa Buano.” Jujur kami kecewa dengan tindakan yang dilakukan Karateker Kades Buano yang tidak transparan terhadap dana desa, masa dana sudah cair kami selaku BPD ko kami tidak tahu adanya pencairan tiba-tiba kades katakan dananya telah cair sebesar Rp. 800 lebih, makanya warga menuntut agar Karateker pertanggungjawabkan dana desa itu kepada kami karena penggunaannya anggaran sama sekali tidak jelas, Demikian disampaikan Sekretaris BPD Desa Buano Zet Limawael kepada wartawan di Ambon.
Menurutnya, pencairan dana tanpa diketahui BPD, membuat warga Desa Buano menduga, adanya pemalsuan tanda tangan yang sengaja dilakukan, sehingga dana desa dapat dicairkan.
Yang anehnya, dari total dana desa sebesar Rp800 juta lebih itu, Margaretha Latulete hanya memberikan dana sebesar Rp3 juta kepada Badan Pemerintahan Desa, guna membelanjakan seluruh keperluannya yang dibutuhkan selama satu tahun.
Sementara sisa anggarannya, diperuntukkan bagi pembangunan dermaga perahu di dusun pasir panjang, itu pun pembangunannya terkesan mubazir, sebab dermaga perahu ini dapat dipergunakan nelayan ketika terjadi air pasang, bahkan volume pekerjaan yang telah direncanakan semula mencapai 50 meter tapi yang dikerjakan hanya 34 meter saja.” Dana itu yang kami tahu dipergunakan bagi pembangunan dermaga perahu itu pun tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, sehingga ketika air laut surut dermaga perahu ini tidak dapat dipergunakan karena terlalu rendah,” ungkap
Masalah ini Kata Limawael telah disampaikan kepada Biro Pemerintah Desa (Pemdes) Kabupaten SBB, namun sayangnya laporan tersebut tidak pernah ditindaklanjuti, lantaran sering pergantian biro Pemdes yang diperkirakan dalam setahun bisa mencapai 2-3 kali.
Cara seperti ungkap Limawael adalah sebuah upaya pengkaburan yang sengaja dilakukan, guna menutup tindakan kejahatan yang dilakukan selama ini di desa Buano maupun desa-desa lain yang ada di Kabupaten SBB.
Olehnya Warga Buano Lanjut Limawael, telah menyampaikan laporan penyalahgunaan dana desa Buano kepada pihak Kejaksaan Negeri Masohi dan Pemerintah Kabupaten, untuk mengungkapkan tindakan kejahatan yang dilakukan Karateker Kades Buano Margaretha Latulete bersama oknum-oknumnya, dan meminta Pemerintah Kabupaten SBB untuk secepatnya menggantikan Margaretha Latulete dari jabatan karateker, karena tidak becus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Bahkan apa yang dilakukan selama ini telah merugikan keuangan negara maupun masyarakat Desa Buano sendiri.(WM-P)