Ambon, Wartamaluku.com – Gelombang Tsunami yang bergulung-gulung menerjang Desa Galala & Hative Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon beberapa tahun silam.
Akibatnya masyarakat lari menyelamatkan diri dan berlindung di dataran yang tinggi di halaman sekolah SMP Negeri 3.
Fenomena ini merupakan bagian dari simulasi dalam rangka tahapan verifikasi lapangan oleh verifikasi tsunami ready dan Indian ocean tsunami information (tsunami ready comunity) sebagai calon komunitas siaga tsunami pertama di Maluku bahkan di Indonesia Timur yang di akui UNESCO.
Penjabat Walikota Ambon, Dominggis Kaya bersama dengan kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I , Djati Cipto Koncoro yang hadir turut menyaksikan simulasi dalam rangka tahapan verifikasi lapangan oleh verifikasi tsunami ready dan Indian ocean tsunami information (tsunami ready comunity) mengatakan bangga atas pengakuan UNESCO bagi Desa Galala dan Hative Kecil, Rabu (12/6/2024).
” Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Ambon ketika Desa Galala-Hative Kecil yang pernah di hantam gelombang Tsunami kini diakui oleh UNESCO . Sebab itu ketangguhan masyarakat terhadap tanggap bencana mesti selalu menjadi bahagian bersama ” ujar Kaya.
Ditambahkan Kaya jika Kebanggaan ini menjadi motivasi bagi pemerintah Kota Ambon bahkan masyarakat Galala dan Hative Kecil untuk terus meningkatkan ketangguhan bersama menghadapi tanggap bencana.
” Bencana Tsunami itu tidak bisa diprediksi kapan terjadi . Sebagai Desa yang pernah selamat dari gelombang tsunami sudah tentu masyarakat diminta tetap siaga dan tidak panik. Sebab simulasi ini menjadi bahagian untuk mempersiapkan warga menghadapi bencana” urainya.
Dirinya juga meminta kesiapsiagaan dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon untuk tetap tanggap terhadap bencana .
” BPBD Kota Ambon sebagai badan penanggulangan bencana daerah juga diharapkan siaga dan tanggap terhadap bencana sehingga kecepatan dalam bertindak menjadi hal penting sebagai tindakan pertolongan dan penyelamatan bagi masyarakat” tutupnya . (***)