Kisar,Wartamaluku.com- Setelah mendapat kepercayaan sebagai pemimpin dan anak adat di P. Moa, kini giliran Gubernur Maluku Ir. Said Assegaf resmi dinobatkan dengan gelar adat “LAINTULU YALURESSY” oleh lembaga adat dari kedua suku yang ada di P.Kisar yakni suku meher dan suku wairata (Oirata) pada hari rabu tanggal 12 Oktober 2016.
Gelar adat “LAINTULU” (gelar adat dari suku meher) tersebut bermakna pimpinan adat tertinggi dan panglima tertinggi serta orang tua dan saudara bagi masyarakat P.Kisar. sementara “YALURESSY” (gelar adat dari suku Wairata/Oirata) adalah nama dari salah satu Panglima perkasa yang berhasil mempersatukan rakyat di wilayah tersebut. Olehnya itu, Sebagai Gubernur Maluku, Assegaf dinilai sukses dan peduli tentang kemajemukan sehingga layak untuk menyandang dua gelar tersebut.
Acara pengukuhan tersebut dilaksanakan di halaman lapangan ina ama wonreli sesaat setelah Gunernur Maluku bersama rombongan dari Tiakur tiba di pelabuhan pantai nama wonreli sekitar pukul 20 :45 Wit dengan menumpangi kapal siwalima milik Pemda Maluku.
Saat tiba di pelabuhan, Kapolsek Pp.Terselatan AKP M.Letelay langsung melaporkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kepada Gubernur Maluku.
Selanjutnya, Gubernur dan rombongan disuguhi tarian adat dari desa Purpura Kecamatan Kisar Utara kemudian dilanjutkan dengan pengalungan syal. Rombongan selanjutnya diarak menuju kediaman camat Pp.Terselatan. di depan kantor camat Pp.Terselatan, rombongan kembali disuguhi tarian cakalele (peuk) oleh kelompok tarian dari suku oirata.
Gubernur di dampingi oleh isterinya Ny. Rety Assegaf dan seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemerintah propinsi Maluku serta pimpinan instansi vertikal lainnya. Acara pengukuhan baru dimulai sekira pukul 21 : 35 Wit dan di pandu oleh salah satu tokoh masyarakat Willem Thomas Lerrick. Sementara penganugerahan gelar adat dari suku meher, dipimpin oleh kepala desa Abusur Krestian Boorel dan suku Oirata dipimpin oleh salah satu pemuka adat Bobby Resimere. Antusias warga P.Kisar tak terbendung saat menyaksikan acara sakral tersebut.
Penobatan adat tersebut ditandai dengan pemakaian busana dan ornamen adat kepada Said Assegaf dan Ny.Retty Assegaf sebagai pendamping suami di dalam menjalankan tugas. Ornamen yang dikenakan kepada orang nomor satu di Maluku tersebut antara lain, kain tenun (sanikir), yang berdasarkan sinobsinya, melambangkan keterikatan keluarga Ir. Said Assegaf dengan orang kisar. Homnon awa (kain tenun) yang digunakan untuk meminang keluarga Assegaf untuk menjadi saudara dan bagian integral dari orang kisar.
Sementara bulu ayam (manu wul,oor/bahasa meher, asalay/bahasa Oirata) melambangkan kejayaan dan keperkasaan seorang pemimpin di pulau kisar. Kemudian keris, melambangkan ketahanan dan kepekaan diri dari seorang pemimpin dan ksatria sejati. dan sopi (arak) melambangkan perekat sosial kemasyarakatan. Dan akan dipakai untuk mengesahkan hubungan antara keluarga Ir. Said Assegaf dan orang kisar.
Sementara tempat sirih (Hilili aur) diberikan kepada Ny.Retty Assegaff yang mengandung makna honoli sebagai kekayaan orang kisar sehingga apabila ada tamu yang datang maka disuguhi sopi dan sirih pinang sebagai lambang kekayaan (honoli) orang kisar. Setelah seluruh ornamen tersebut di kenakan kepada Gubernur bersama isteri, dilangsungkan dengan pengesahan dan doa adat yang di bawakan oleh tokoh adat dari kedua suku yakni suku meher dan oirata.
Ada pesan dan harapan orang Kisar yang tersirat dan terkandung dalam acara penobatan tersebut yakni, Kejayaan dan keperkasaan bapak gubernur adalah kejayaan dan keperkasaan orang kisar. Semoga gelar keperkasaan, kebijakan dan kearifan serta pemimpin/adat tertinggi yang telah diterima, dapat dijadikan motivasi untuk terus berjuang demi kepentingan rakyat kepulauan terselatan khususnya pulau kisar. Acara penuh hikma tersebut berlangsung aman dan lancar. (WM-Jeg)