2016 Penderita HIV/AIDS di Aru Capai 298 Orang

2016 Penderita HIV/AIDS di Aru Capai 298 Orang

Dobo,Wartamaluku.com – Indonesia saat ini menghadapi tantangan perkembangan Infeksi baru pada populasi Kunci maupun populasi beresiko lainnya. Estimasi jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia sebesar 591.823 orang dengan sebaran pada jumlah Provinsi di Indonesia.

Berdasarkan laporan layanan HIV/AIDS sampai dengan bulan Juni 2015, jumlah Komulatif pengidap HIV/AIDS yang disampaikan sebanyak 177.463 sedangkan penderita AIDS sebanyak 67.028.

Dari jumlah tersebut terdapat penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Aru sampai dengan tahun 2016 sebanyak 298 orang, ini merupakan fenomena gunung es yang perlu disikapi serius oleh seluruh elemen masyarakat. Demikian disampaikan, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Aru, Moh. L.H. Nomay, S.Sos dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi HIV/AIDS dan Narkoba Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kampung Ria/Jawa.

Menurut Nomay, pengendalian HIV/AIDS dan narkoba merupakan bagian dari Misi Pemerintah dan 9 agenda perioritas pembangunan atau Nawa Cita yang kaitannya dengan upaya untuk melindungi segenap Bangsa dan memberikan rasa aman bagi seluruh warga Negara, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing pasar Internasional serta melakukan revolusi karakter bangsa.

Pengendalian HIV/AIDS kata Nomay, dimaksudkan untuk mencegah penularan dan penyebarannya pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru.

Selain jumlah pengidap HIV/AIDS sebanyak 298 orang di Kabupaten Kepulauan Aru yang disebut sebagai fenomena gunung es, masyarakat di Negeri ini juga diperhadapkan dengan permasalahaan Narkoba yang semakin hari semakin kompleks.

Hal itu tentu membutuhkan peran serta masyarakat dan Pemerintah untuk membantu para pemakai atau korban Narkotika dalam mengembalikan mereka kepada kondisi semula.

Perlu adanya toleransi atau perhatian sesama manusia agar pengguna narkoba dapat ditekan semaksimal mungkin melalui upaya preventif (pencegahan sebelum masalah tersebut menjadi besar), upaya Represif (pemberian hukuman kepada para korban) dan Kuratif ( penyembuhan korban dengan menggunakan bantuan medis) serta upaya Rehabilitatif (rehabilitasi). Urai Nomay.

Dikesempatan itu, Moh. L.H. Nomay, berpesan kepada para peserta sosialisasi agar bersama-sama mendorong populasi kunci untuk melakukan tes HIV/AIDS dan mengetahui statusnya, kepada sesama populasi agar tidak melakukan perilaku beresiko, terhadap populasi yang masih memiliki perilaku beresiko agar melakukan upaya pencegahan dengan tetap menggunakan kondom secara konsisten dan penggunaan alat suntik steril serta harus menjaga generasi penerus bangsa untuk tahu dan sadar tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat terhindar dari bahaya HIV/AIDS. (WM-Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *