Irup Hari Pattimura Dilakukan Bergilir, Pangdam Bacakan Sambutan Gubernur

Ambon, Wartamaluku.com – Ketidakhadiran Gubernur Maluku, Murad Ismail saat upacara Hari Kapitan Pattimura ke 204 sempat disorot media.

Padahal, ketidakhadiran Gubernur Maluku bukanlah tanpa alasan melainkan telah disepakati bersama bahwa yang menjadi Inspektur Upacara pada hari bersejarah Pahlawan asal Maluku ke 204 adalah Pangdam XVI Pattimura, Mayjen (TNI) Apolly Rahawarin.

“Walaupun Pangdam XVI Pattimura yang menjadi Inspektur Upacara namun sambutan yang dibacakan adalah Sambutan Gubernur Maluku,” kata Kepala Dinas Kominfo Maluku, Semmy Huwae dalam rilisnya yang diterima media semalam.

Huwae meminta agar persoalan ini tidak dipermasalahkan karena telah menjadi komitmen bersama antara Gubernur, Kapolda dan Pangdam XVI Pattimura.
Untuk diketahui, Upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura ke-204 tahun 2021, berlangsung di Pattimura Park, Sabtu (15/05/2021).

Pada upacara kali ini, Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Jeffry Apoly Rahawarin bertindak sebagai Insepktur Upacara, sementara Letnan Kol Inf Rudolof Glen Paulus, Pabandya Jemen Srendam Kodam XVI Pattimura sebagai Komandan Upacara.

Pada kesempatan tersebut, Panfgdam XVI Pattimura membacajkan Sambutan Gubernur Maluku, Murad Ismail, yang isinya antara lain mengatakan, kisah kepahlawanan Kapitan Pattimura melawan penjajah, merupakan salah satu bentuk perlawanan sejati yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan, untuk merebut kemerdekaan dan membebaskan diri dari kaum penjajah.

“Oleh karena itu, semangat dan kisah kepahlawanan Kapitan Pattimura, mestinya tertanam di dalam sanubari seluruh warga masyarakat Maluku di manapun berada,” kata Pangdam.

Menurut dia, perjuangan Kapitan Pattimura 204 tahun lalu, merupakan peristiwa penting yang menjadi catatan sejarah bagi bangsa dan negara, yang selalu harus dikenang, disebarluaskan dan disosialisasikan kepada generasi muda masa kini dan yang akan datang.

“Perjuangan yang dilakukan Kapitan Pattimura dan pejuang lainnya, serta rakyat yang tertindas adalah upaya untuk menentang hegemoni penjajah membela harga diri, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,” katanya.

Dia menjelaskan, semangat dan nilai luhur perjuangan Pattimura seperti rela berkorban, pantang menyerah, bekerja keras, hendaknya dapat menggugah hati untuk memperkokoh dan meningkatkan rasa persatuan, kebersamaan dan kerukunan.

“Banyak nilai dan hikmah penting yang dapat kita ambil dari perjuangan Kapitan Pattimura dan para pejuang serta pahlawan besar lainnya di tanah Maluku. Oleh karena itu, kita harus termotivasi untuk terus berjuang dan maju, cerdas, serta berdaya saing demi kemajuan negeri tercinta ini,” jelasnya. (*).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *