Ambon, Wartamaluku.com – Dalam rangka pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2019, Komisi IV DPRD Maluku, menggelar rapat kerja bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi.Jumat (28/8/2020).
Dalam rapat tersebut Komisi IV mengatensikan soal kondisi kesehatan di Maluku. Dan Dinkes sebagai penanggungjawab telah menjelaskan dengan cukup baik apa yang menjadi program kegiatan yang sudah direalisasikan di tahun anggaran 2019.
Anggota Komisi IV, Edwin Adrian Huwae usai rapat mengatakan, dalam realisasi anggaran 2019 ini, temuan komisi bahwa tingkat realisasinya lebih rendah padahal Pagu anggaran cukup tinggi.
“Jadi Pagu anggaran Dinkes itu sesuai laporan tadi sekitar 30 miliar rupiah tetapi dalam realisasi hanya 23 miliar rupiah. Komisi berharap kalau dalam realisasi program kegiatan anggarannya diperbanyak saja, kenapa anggaran realisasi turun seperti itu,” tanya Huwae.
Menurutnya, ada beberapa kegiatan Dinkes yang pelaksanaannya hampir diujung tahun anggaran. Hal ini yang kemudian mengakibatkan dinas juga harus berhati-hati jangan sampai programnya dilakukan tetapi tidak bisa terpenuhi dan menjadi temuan dari BPK.
Dikatakan Huwae, dalam rapat, kepala dinas juga menyampaikan keluhan terkait minimnya koordinasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
Lanjutnya, hal ini tentu berdampak terhadap penanganan Covid-19 di Maluku. Itu yang kemudian membuat komisi berencana untuk mengundang Dinkes Provinsi, Dinkes Kota Ambon dan Dinkes Kabupaten Malteng.
Menurut Huwae, penanganan Covid-19 di Kota Ambon tidak bisa dilakukan secara parsial. Melihat Kota Ambon harus dalam kacamata komperhensif. Artinya harus melihat juga Salahutu, Leihitu dan Leihitu Barat. Karena kalau parsial maka treatmannya tidak akan tepat.
“Orang-orang di Salahutu, Leihitu aktivitasnya semuanya di Kota Ambon, orang-orang yang di Kota Ambon ini ada juga yang berakitivitas di Leihitu dan Salahutu juga. Itu berarti interaksi sosial antara wilayah Kota Ambon dan Malteng notabanenya di Salahutu dan Leihitu itu terjadi. (WM)