Ambon, Wartamaluku.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meykal Pontoh mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat di Maluku untuk terus melakukan proteksi diri dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
Pencegahan dilakukan dengan cara menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, physical distancing (menjaga jarak), rajin mencuci tangan dan menghindari menghindari keramaian saat melakukan aktivitas di luar rumah.
“Virus ini sangat- sangat berbahaya apabila kita sendiri tidak memproteksi diri atau tidak melakukan isolasi atau karantina kalau kita sudah terdeteksi positif Covid-19,” kata Pontoh saat menyampaikan materi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Peningkatan Kinerja ASN Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku secara virtual, Kamis (2/7/2020).
Rakor ini diikuti Sekretarisa Daerah Maluku Kasrul Selang, Kepala BKD Provinsi Maluku, Jasmono selaku moderator dan seluruh pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi Maluku.
Dalam meteri dengan topik ‘Protokol Kesehatan di Tempat Kerja,’ Pontoh mengatakan, virus corona adalah sejenis virus dari SARS atau flu burung dan sangat menular.
“Penularannya dari manusia ke manusia secara langsung,” kata Pontoh.
Dijelaskan penularan virus corona dapat terjadi dari satu orang ke orang lainnya yang berkontak dalam jarak dekat melalui percikan atau tetesan air (droplet) yang keluar dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, batuk atau mengeluarkan napas.
“Saat penderita batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya, maka droplet atau tetesan kecil air liur yang keluar bisa saja mengenai tangan atau permukaan pakaian, dan ketika orang tersebut makan tanpa mencuci tangan atau mengusap hidung maka virus tersebut bisa masuk,” jelas Pontoh.
Dikatakannya, akibat yang ditimbulkan dari virus tersebut, delapan puluh persen mengalami gejala ringan sampai sedang, tetapi lima puluh persen dari gejala yang ditimbulkan berat dan membutuhkan perawatan medis di rumah sakit dan lima persen dari 20 persen tersebut itu kritis.
“Kita bisa mencegahya dengan cara proteksi diri selain pencegahan juga mengenal gejala- gejala awalnya, mulai dengan demam, batuk, sesak Jangan menunggu sampai sesak dulu baru kita ke puskesmas,” ingatnya.
Menurut Pontoh, ketika mulai merasakan demam, batuk segera melapor ke fasilitas-fasilitas kesehatan yang telah tersedia seperti puskesmas, Gugus Tugas, rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta.
Dikatakan, pada kasus-kasus yang memberatkan orang ketika terpapar Covid-19 rata-rata karena memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi dan lain sebagainya. Ini biasanya pada orang orang tua yang berusia 60 tahun.
“Oleh sebab itu kita perlu mengenal virus tersebut dan bagaimana cara penularannya,” ingatnya lagi.
Terkait masa inkubasi corona ketika dalam tubuh, paling umum rata-rata menimbulkan gejala dalam waktu 5 sampai 6 hari. Sementara WHO menyebutkan, sebagian besar perkiraan masa inkubasi untuk virus corona 1 hingga 14 hari.
“Untuk melakukan diagnosa apakah kita bersentuhan dengan virus tersebut maka kita melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang pasti menurut kita, kalau yang selama ini kita lakukan dengan melakukan pemeriksaan RDT, yang gunanya untuk screening,” paparnya.
Pontoh kembali mengingatkan agar masyarakat lebih meningkatkan pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan mengingat kota Ambon yang saat ini sudah dinyatakan zona merah.
” Apalagi kota Ambon yang sudah semakin meningkat kasus seperti ini, sehingga protokol kesehatan penting untuk melakukan pencegahan,” imbaunya.
Untuk pencegahan, tambahnya, sebenarnya sangat mudah dengan cara menjaga daya tahan tubuh guna meningkatkan imun tubuh.
“Menjaga imun tubuh itu sangat mudah apabila kita menciptakan suasana hati yang senang, pikiran yang senang sehingga tidak menimbulkan kecemasan-kecemasn disamping justeru menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selain itu, Pontoh juga mengingatkan ketika beraktivitas di luar ada baiknya memakai baju lengan panjang dan celana panjang.
“Pakai alat pelindung diri dan bawa cadangannya. Alat pelindung diri ini seperti masker. Jika terpaksa menggunakan angkutan umum dan kendaraan lainnya jangam ngobrol,” pintanya.
“Kebiasaan ngobrol dalam angkutan umum saat pendemi ini harus ditinggalkan. Wajib membawa hand sanitizer. Kalau kemana-mana ibu-ibu dalam tas biasanya ada lipstik, ada bedak. Sekarang harus nambah lagi, harus ada handsanitizer,” tandasnya. (**).