Ambon, Wartamaluku.com – Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kesehatan berjanji menyiapkan makanan siap saji selama 14 hari bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri terkait kasus virus corona (Covid-19) yang berada di Kelurahan Kudamati RT 04 RW 05, namun semua itu hanya janji palsu. Pasalnya, hingga selesai masa isolasi mandiri uap makanan pun tak kunjung datang. Demikian dikatakan keluarga warga yang di isolasi mandiri, Rabu, 27/5/2020.
Menurut mereka, saat melakukan rapid test dan dinyatakan reaktif dan terpaksa harus melakukan isolasi mandiri sesuai anjuran pemerintah selama 14 hari.
Dari hasil tersebut pihak dinas kesehatan yang mengambil data – data para warga kompleks lantai dua kudamati coker mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak bagian umum untuk mengantar makanan baik kepada warga yang diisolasi maupun keluarganya.
“Kami diberitahu oleh dinas kesehatan bahwa kami di isolasi mandiri bahkan dilarang untuk keluar bekerja. Sebagai warga yang baik kami mengikuti anjuran pemerintah. Jadi selain data kami, mereka juga mengambil data – data keluarga kami kurang lebih 12 kepala keluarga untuk membawa makanan siap saji, tetapi hingga selesai masa isolasi mandiri yang dilakukan, makanan sebungkus pun tidak pernah muncul. Kami tidak tahu ini permainan atau apa kami tidak tahu hanya alasan apa, karena hanya Tuhan saja yang tahu,” tutur warga yang diisolasi mandiri.
Dijelaskan, jngankan makanan siap saji bantuan sembako pun tak kunjung muncul. Padahal warga yang terdiri dari kurang lebih 12 kepala keluarga ini sudah diambil data – data. “Kami tidak tahu data itu untuk apa tetapi kami di telpon oleh pihak dinas kesehatan bahwa data – data itu untuk mendapat bantuan makanan siap saji karena ada anggota keluarga yang sementara diisolasi mandiri,” tuturnya.
Untuk diketahui, isu yang beredar karena adanya pasien covid di daerah tersebut lantas penjual ikan sayur yang sehari – harinya lewat, namun semenjak ada isu tersebut para penjual ikan sayur ini tak kunjung lewat. Untung warga kompleks ini selalu bersatu.
“Yang lebih paranya lagi kami di daerah tersebut dikucilkan oleh warga sekitar Kudamati coker,” tuturnya.
Dikatakan, jangankan sebungkus nasi bantuan pemerintah apapun tidak pernah muncul di daerah tersebut.
“Karena itu, kami minta kepada Pemerintah Kota Ambon maupun DPRD untuk melihat hal ini. Karena dengan adanya rapid tes tersebut membuat kami dikucilkan, padahal kami bukan corona. Kami berharap kalau bisa jangan lagi ada rapid tes tetapi kalau mau tes langsung saja tes corona tidak usah lagi ada dengan rapid tes. Karena saat rapid tes baru reaktif malah sudah isukan bahwa itu sudah corona. Padahal mungkin saat itu kondisi orang tersebut kurang vit sehingga saat rapid tes ada reaktif,” ungkapnya.
Selain itu, warga kompleks lantai dua Kudamati ini meminta pemerintah kota harus sosialisasikan hal ini lebih khusus kepada masyarakat sekitar kompleks dan masyarakat kota ambon pada umumnya agar kedepan tidak ada lagi isu – isu yang beredar dan tidak bertanggung jawab. Karena Corona ini bukan aib tapi ini virus jadi tolong jangan dikucilkan mereka yang terkena. Sebagai manusia waspada itu harus tapi jangan berlebihan untuk mengucilkan keluarga karena hasil rapid tes reaktif. Baru reaktif saja sudah dikucilkan apalagi benar – benar positif entah apa yang terjadi. “Jadi Pemerintah tolong sosialisasikan hal ini kepada masyarakat sekitar kami.” Pintanya. (WM).