Ambon, Wartamaluku.com – DPRD Provinsi Maluku melakukan Koordinasi bersama tim Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku yang dikoordinir oleh Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang, guna meningkatkan dan mengetahui sejauh mana penanganan pengungsi korban gempa yang terjadi di Maluku.
Ketua Tim Penanganan Pengungsi DPRD Maluku, Amir Rumra usai pertemuan mengatakan perlu ada sinkronisasi data yang valid sehingga para pengungsi ini bisa ditangani dengan benar.
Rumra mengakui, data lapangan masih dinamis sehingga penanganan dilakukan perklaster secara menyeluruh termasuk kesehatan, pendidikan hingga pendataan perumahan.
“Yang sangat kita butuhkan selain data yang valid adalah kebijakan-kebijakan yang penting terkait dengan penganggaran. Karena penetapan APBD perubahan 2019 telah selesai, sehingga jika perlu maka akan disikapi DPRD” ujar Rumra.
Sementara itu, Plt Sekda Provinsi Maluku, Kasrul Selang mengatakan jika tanggap darurat yang dilakukan hingga tanggal 9 Oktober mendatang. Namun sangat situasional bisa di perpanjang atau bisa juga dicabut segera.
“Saat ini sangat penting bagaimana penanganan piskhis pengungsi agar bisa bersahabat dengan gempa . Sebab saat ini yang ditakutkan masyarakat yakni jika terjadi bencana gempa dan tsunami. Karena itu, masyarakat diminta mengingat rumus 20,20,20. Yaitu jika terjadi gempa lebih dari 20 detik maka berpotensi tsunami, sehingga masyarakat punya waktu 20 menit untuk evakuasi mencari tempat yang ketinggiannya mencapai 20 meter” ujar Selang.
Ditambahkan, jika bencana gempa dan tsunami tidak bisa direncanakan sehingga sosialisasi kepada masyarakat agar bisa bersahabat dengan bencana. Karena itu, masyarakat diminta untuk bisa mandiri melakukan penyelamatan jika terjadi bencana .
Sesuai data maka ada kurang lebih 95 ribu lebih pengungsi Maluku yang tersebar di kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kota Ambon. Selanjutnya akan dilakukan pendataan ulang mana pengungsi yang mengalami kerusakan rumah dan mana yang hanya mengungsi karena ketakutan dan tidak mengalami kerusakan rumah. (WM/tim)