Masohi, Wartamaluku.com – Hampir sebagian besar masyarakat yang mendiami Kabupaten Maluku Tengah berkeinginan, agar Bupati Tuasikal Abua dalam pentas Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2017 mendatang, tidak lagi berpasangan dengan Marlatu L. Lelelury sebagai Calon Wakil Bupati.
Jika Tuasikal bersikeras untuk kembali berpasangan dengan Leleury, maka rakyat telah bersepakat tidak memberikan dukungan suara kepada pasangan ini.
Masyarakat menginginkan agar Tuasikal Abua dapat berpasangan dengan bakal calon atau politisi lain yang dinilai memiliki kredibilitas diantaranya, Johan Lewerissa, Frans. J. Picarima dan Ny. Momi Patty.
Alasan masyarakat tidak memberikan dukungan kepada Leleury, lantaran selama menjadi Wakil Bupati Kabupaten Malteng, banyak janji yang disampaikan kepada masyarakat tetapi janji tersebut tidak terealisasi.
Kepada media ini, Yustus, elemen masyarakat Seram Selatan mengatakan, dirinya bersama masyarakat Seram Selatan berkomitmen untuk tidak mendukung Tuasikal Abua dalam pemilukada 2017 mendatang apabila Tuasikal berpasangan dengan Marlatu Leleury. “Kami sudah berkomitmen ketika pak Tuasikal berpasangan dengan Leleury, maka pastinya kami akan beralih dan mendukung pasangan lain. Sebab dalam kurun waktu 5 tahun kepemimpinan Tuasikal-Leleury ini, belum ada bukti nyata pembangunan yang di lakukan oleh Leleury kepada kita masyarakat dibagian Selatan Seram,” tegas Yustus.
Nada yang sama juga dilontarkan salah satu putera Negeri Ameth, Pieter Berhitu. Kepada media ini, Pieter juga membenarkan, kalau masyarakat Nusalaut dalam pemilukada nanti tidak akan memberikan dukungan suara kepada Leleury. Alasan ini, lanjut dia, lantaran banyak janji yang diucapkan Leleury kepada masyarakat tidak terlaksana.
Buktinya, sebut Pieter, saat pertemuan dengan ketujuh raja negeri dikantor Negeri Ameth pada 12 Nopember 2013, Leleury berjanji akan membangun cool storage sebagai sarana tempat penyimpanan ikan yang nantinya akan dibangun di Negeri Ameth. Juga membangun lokasi wisata di atas batu karang tepatnya diatas pelabuhan Negeri Ameth, tapi janji-janji itu hanya isapan jempol belaka. “ Ini merupakan janji palsu yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat enggan untuk memilihnya kembali sebagai wakil bupati periode 2017-2022 mendatang,’’ tegasnya.
Selain itu, sebut Pieter lagi, Leleury tidak mampu menyelesaikan konflik negeri yang terjadi antara Ameth dan Akoon. Sementara Leleury sendiri, merupakan salah satu putera daerah yang seharusnya mampu mencari solusi dan jalan terbaik untuk dapat mempersatukan kedua negeri yang bertikai. “Olehnya itu, kami masyarakat di Kecamatan Nusalaut sudah tidak lagi memiliki dukungan politik untuk mendukung Leleury sebagai Wakil Bupati Malteng,’’ pungkas Pieter. (WM-03A)